Recycle Box: Usaha Samudera Peduli untuk Mengatasi Sampah Plastik Sekali Pakai
Pelestarian Lingkungan Hidup
Recycle Box: Usaha Samudera Peduli untuk Mengatasi Sampah Plastik Sekali Pakai
Samudera Peduli menghadirkan Recycle Box di lingkungan Kantor Samudera Indonesia yang dikhususkan untuk membuang sampah plastik.
Dilansir data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), tumpukan sampah plastik di Indonesia terus meningkat selama satu dekade terakhir. Tumpukan ini akan selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan diprediksi setidaknya akan mencapai 9.9 juta ton pada tahun 2025 atau setara 13,98% dari total sampah yang ada di periode tersebut.
Limbah sampah plastik acap kali menjadi pembahasan tidak hanya di dalam, tetapi juga di luar negeri. Hal ini dikarenakan Indonesia kerap disorot sebagai salah satu negara yang mempunyai sampah plastik terbanyak di dunia (databoks, 2024). Apabila tidak ditangani serius, permasalahan lingkungan ini akan menciptakan efek domino yang negatif terhadap lingkungan, beberapa di antaranya adalah ancaman hidup bagi spesies dan kerusakan ekosistem alam di sekitar lingkungan tempat limbah plastik.
Planet Vs Plastics
Sebuah tema yang diangkat dan memayungi kampanye dari Earth Day 2024. Tema ini menyorot dan mengajak berbagai macam pihak untuk beraksi memerangi sampah dan polutan plastik yang memiliki dampak berbahaya terhadap lingkungan manusia. “Planet vs Plastics” juga mempunyai tujuan yang cukup ambisius, yaitu mengurangi penggunaan plastik di dunia sebesar 60% dari sekarang.
Kampanye ini mencoba untuk meningkatkan kesadaran masyarakat secara luas mengenai dampak buruk plastik terhadap kesehatan manusia dan juga lingkungan. Selanjutnya, “Planet vs Plastics” juga menyuarakan untuk orang-orang agar sadar mengenai penggunaan plastik sekali pakai dan ikut berperang melawan kebutaan manusia mengenai buruknya plastik. Isu ini pun juga disuarakan oleh Samudera Peduli yang pembahasan ini masuk ke dalam implementasi dari program-program Samudera Green Movement, salah satunya adalah Samudera Recycle Box.
Recycle Box, Langkah Awal Mengatasi Sampah Plastik
Sejak diluncurkan sebagai pilot project pada tahun 2021 dengan warna hijau, Samudera Peduli melanjutkan program waste management dengan meluncurkan 28 Recycle Box yang ditempatkan di Gedung Samudera Slipi, Perkantoran Yos Sudarso, dan Gedung Alamanda. Jenis sampah yang dapat dibuang ke Recycle Box adalah sampah plastik (botol, gelas, kotak makanan), styrofoam, kardus, kaleng, dan gelas kertas.
Sampah yang dibuang ke Recycle Box ini nantinya akan diangkut dan diolah oleh partner kami untuk area Jakarta, Armada Kemasan, yang akan diolah menjadi biji plastik dan dapat dijadikan notebook, tote bag, dan berbagai macam produk lainnya. Recycle Box juga nantinya akan ditempatkan di lebih banyak lagi kantor Samudera yang akan bekerja sama dengan bank sampah lokal untuk pengangkutan dan pengolahan sampahnya.
Tim Samudera Peduli juga gencar melakukan sosialisasi kepada karyawan Samudera (Gambar 3) mengenai jenis-jenis sampah yang dapat dibuang ke Recycle Box, jadwal pengangkutan sampah, serta pemahaman untuk dapat mengurangi sampah plastik sekali pakai di lingkungan kantor. Sosialisasi ini dihadiri oleh karyawan Samudera, Office Boy, dan Cleaning Service agar terciptanya pemahaman yang menyeluruh dari karyawan untuk menanamkan kesadaran memilah sampah dan mengurangi pemakaian plastik sekali pakai.
Melihat Ke Depan: Perjalanan Masih Panjang!
Hingga April 2024, Recycle Box telah mengumpulkan sebanyak 3.128 kg sampah plastik (Gambar 2), jumlah yang sangat tinggi mengingat program ini baru dijalankan selama satu tahun lebih. Kita dapat berbangga bahwa jumlah ini menandakan kesadaran yang tinggi akan pemilahan sampah yang telah dilakukan, namun tidak lupa jumlah ini juga menunjukan bahwa penggunaan plastik sekali pakai masih tinggi di lingkungan Samudera.
Penggunaan plastik yang cukup tinggi ini menandakan bahwa perang kita terhadap plastik masih sangatlah panjang. Dalam menghadapi tantangan dan tujuan yang cukup besar ini, penting bagi kita untuk bisa melakukannya secara konsisten. Langkah yang bertahap ini bisa kita lakukan dengan melakukan pijakan kecil, sedikit demi sedikit untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik. Bisa dimulai dengan memilah sampah, kemudian mengurangi dengan penggunaan botol minum atau membawa alat makan sendiri, dan meningkat hingga kita dapat terbebas dari sampah plastik sepenuhnya.
Penulis: Adam Rinaldi dan Alfredo Dwi Putra
Limbah sampah plastik acap kali menjadi pembahasan tidak hanya di dalam, tetapi juga di luar negeri. Hal ini dikarenakan Indonesia kerap disorot sebagai salah satu negara yang mempunyai sampah plastik terbanyak di dunia (databoks, 2024). Apabila tidak ditangani serius, permasalahan lingkungan ini akan menciptakan efek domino yang negatif terhadap lingkungan, beberapa di antaranya adalah ancaman hidup bagi spesies dan kerusakan ekosistem alam di sekitar lingkungan tempat limbah plastik.
Planet Vs Plastics
Sebuah tema yang diangkat dan memayungi kampanye dari Earth Day 2024. Tema ini menyorot dan mengajak berbagai macam pihak untuk beraksi memerangi sampah dan polutan plastik yang memiliki dampak berbahaya terhadap lingkungan manusia. “Planet vs Plastics” juga mempunyai tujuan yang cukup ambisius, yaitu mengurangi penggunaan plastik di dunia sebesar 60% dari sekarang.
Kampanye ini mencoba untuk meningkatkan kesadaran masyarakat secara luas mengenai dampak buruk plastik terhadap kesehatan manusia dan juga lingkungan. Selanjutnya, “Planet vs Plastics” juga menyuarakan untuk orang-orang agar sadar mengenai penggunaan plastik sekali pakai dan ikut berperang melawan kebutaan manusia mengenai buruknya plastik. Isu ini pun juga disuarakan oleh Samudera Peduli yang pembahasan ini masuk ke dalam implementasi dari program-program Samudera Green Movement, salah satunya adalah Samudera Recycle Box.
Recycle Box, Langkah Awal Mengatasi Sampah Plastik
Sejak diluncurkan sebagai pilot project pada tahun 2021 dengan warna hijau, Samudera Peduli melanjutkan program waste management dengan meluncurkan 28 Recycle Box yang ditempatkan di Gedung Samudera Slipi, Perkantoran Yos Sudarso, dan Gedung Alamanda. Jenis sampah yang dapat dibuang ke Recycle Box adalah sampah plastik (botol, gelas, kotak makanan), styrofoam, kardus, kaleng, dan gelas kertas.
Sampah yang dibuang ke Recycle Box ini nantinya akan diangkut dan diolah oleh partner kami untuk area Jakarta, Armada Kemasan, yang akan diolah menjadi biji plastik dan dapat dijadikan notebook, tote bag, dan berbagai macam produk lainnya. Recycle Box juga nantinya akan ditempatkan di lebih banyak lagi kantor Samudera yang akan bekerja sama dengan bank sampah lokal untuk pengangkutan dan pengolahan sampahnya.
Tim Samudera Peduli juga gencar melakukan sosialisasi kepada karyawan Samudera (Gambar 3) mengenai jenis-jenis sampah yang dapat dibuang ke Recycle Box, jadwal pengangkutan sampah, serta pemahaman untuk dapat mengurangi sampah plastik sekali pakai di lingkungan kantor. Sosialisasi ini dihadiri oleh karyawan Samudera, Office Boy, dan Cleaning Service agar terciptanya pemahaman yang menyeluruh dari karyawan untuk menanamkan kesadaran memilah sampah dan mengurangi pemakaian plastik sekali pakai.
Melihat Ke Depan: Perjalanan Masih Panjang!
Hingga April 2024, Recycle Box telah mengumpulkan sebanyak 3.128 kg sampah plastik (Gambar 2), jumlah yang sangat tinggi mengingat program ini baru dijalankan selama satu tahun lebih. Kita dapat berbangga bahwa jumlah ini menandakan kesadaran yang tinggi akan pemilahan sampah yang telah dilakukan, namun tidak lupa jumlah ini juga menunjukan bahwa penggunaan plastik sekali pakai masih tinggi di lingkungan Samudera.
Penggunaan plastik yang cukup tinggi ini menandakan bahwa perang kita terhadap plastik masih sangatlah panjang. Dalam menghadapi tantangan dan tujuan yang cukup besar ini, penting bagi kita untuk bisa melakukannya secara konsisten. Langkah yang bertahap ini bisa kita lakukan dengan melakukan pijakan kecil, sedikit demi sedikit untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik. Bisa dimulai dengan memilah sampah, kemudian mengurangi dengan penggunaan botol minum atau membawa alat makan sendiri, dan meningkat hingga kita dapat terbebas dari sampah plastik sepenuhnya.
Penulis: Adam Rinaldi dan Alfredo Dwi Putra
Nama | Jumlah Dukungan |
---|