Cahaya di Pulau Timor - Sebuah Catatan Perjalanan

Keagamaan

Cahaya di Pulau Timor - Sebuah Catatan Perjalanan

Sebuah catatan perjalanan seorang anggota Samudera Indonesia Peduli bersama rombongan dari Badan Waqaf Al Qur'an menyampaikan titipan waqaf Kitab Al Qur'an kepada kaum Muslim di Pulau Timor

Cahaya di Pulau Timor

Memprihatinkan bila melihat kehidupan umat Muslim di pedalaman Pulau Timor. Meskipun sejumlah Masjid sudah ada, namun fungsi Masjid hanya sebatas untuk tempat berkumpul saja. Jika kedatangan para musafir yang mampir di Masjid tersebut, mereka hanya menonton para tamu tersebut melakukan sholat. Umat Muslim di pedalaman Pulau Timor banyak yang belum tahu tata cara melakukan sholat, namun peristiwa ini terjadi kira-kira 3 tahun yang lalu. Alhamdulillah pada saat ini banyak anak-anak mereka sudah mulai bersekolah agama seiring dengan telah banyak berdirinya madrasah-madrasah yang bermunculan di pedalaman Timor tersebut.

Sayangnya fasilitas belajar mengajar seperti Iqra dan Al Qur’an sangat terbatas bahkan jarang dijumpai di Masjid-Masjid pedalaman
kecuali kitab-kitab yang sudah lusuh tak terurus. Kondisi ini berbanding lurus dengan tingkat penghasilan masyarakat di Pulau Timor yang berada dibawah garis kemiskinan pada umumnya, dan masyarakat muslim Timor pada khususnya sehingga mereka tidak mampu untuk membeli Alqur’an melainkan hanya berorientasi untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari saja, itupun masih sulit dipenuhi.

Di akhir kemarau bulan Agustus 2018 Yayasan Samudera Indonesia Peduli (YSIP) bekerjasama dengan Badan Wakaf Al Qur’an (BWA) melakukan ekspedisi ke Pulau Timor untuk mendistribusikan sebanyak 2.000 Kitab Al Qur’an yang merupakan wakaf dari para karyawan PT Samudera Indonesia. Yayasan Samudera Indonesia Peduli diwakili oleh satu orang, sementara dari BWA sebanyak tujuh orang.

Perjalanan dimulai dari Jakarta menuju Kupang dengan menggunakan pesawat udara ditempuh dalam waktu tiga jam. Tiba di Kupang sekitar pukul 13.00 WIT, dan dilanjutkan terbang menuju kota Atambua yang ditempuh dalam waktu satu jam. Kota Atambua merupakan kota kecil yang terletak tidak jauh dari perbatasan Timor Leste. Tiba di Atambua sekitar pukul 14.00 WIT, di kota ini team ekspedisi memberikan waqaf sebanyak 200 Kitab Al Qur’an kepada pemuka Agama Islam di kota itu.

Keesokan harinya, perjalanan dilanjutkan menuju kota Oecussi yang berbatasan langsung dengan Timor Leste, di kota ini kami membagikan sekitar 200 Buku Alqur’an. Perjalanan dari kota Atambua menuju kota Oecussi ditempuh dalam waktu sekitar empat jam. Kami tidak bermalam di kota ini. Setelah makan siang dan sholat maka perjalanan dilanjutkan menuju kota Soai yang terletak di pesisir Selatan Pulau Timor. Perjalaan menuju kota Soai ditempuh dalam waktu kira-kira 2,5 jam. Secara umum medan di Pulau Timor sangatlah tidak bersahabat, selain suhu udara yang sangat panas sekitar 33 Celcius, juga hawa yang sangat kering dan banyak jalan yang belum beraspal dan berdebu seolah menjadi pelengkap perjalanan kami.

Di kota Soai, kedatangan kami disambut hangat oleh kepala adat dan masyarakat mualaf setempat, sambutan ditandai dengan pemberian kain songket yang dipakaikan di pundak kami, sebanyak 1000 Alqur’an kami berikan kepada masyarakat Soai yang telah memeluk agama Islam (Mualaf). Dari sudut-sudut wajah mereka terlihat pancaran kebahagiaan, karena sebentar lagi mereka akan memiliki Al Qur’an sebagai pedoman baru hidup mereka yang diperoleh melalui ajaran Islam sebagai Agama baru mereka.

Setelah selesai mendistribusikan Kitab Alqur’an di kota Soai, perjalanan ekspedisi dilanjutkan menuju kota Soe. Kami tiba di Kota Soe pada malam hari sekitar pukul tujuh malam. Kota Soe merupakan kota kecil yang terletak di daerah pegunungan dengan ketinggian sekitar 1.000 dpl (di atas permukaan laut). Udara sejuk menyambut dan menyertai ekspedisi terakhir kami di kota kecil nan indah ini.

Penyerahan 600 Kitab Alqur’an kepada pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Agung kota Soe pada keesokan harinya tepat setelah kami menjalankan sholat Jum’at di Masjid Agung Soe. Kitab Alqur’an ini nantinya akan dibagikan kepada masyarakat muslim setempat agar mereka dapat mempelajari dan mengamalkan Alqur’an dengan harapan cahaya ilahi tersebar dipenjuru kota Soe. Suasana haru menyelimuti team ekspedisi dan para pengurus DKM Masjid Agung Soe ketika 600 Kitab Al Qur’an kami serahkan kepada pengurus DKM Masjid Agung yang disaksikan oleh para jamaah Sholat Jum’at, dan kami saling berjabatan tangan sekaligus berpamitan.

Perjalanan panjang yang melelahkan terasa lenyap begitu saja ketika melihat mereka sangat gembira dan semangat untuk mempelajari Al Qur’an. Tepat pukul 14.00 WIT kami meninggalkan kota Soe menuju kota Kupang untuk kembali ke Jakarta. Perjalanan ini merupakan perjalanan ekspedisi yang tidak terlupakan karena disamping mendistribusikan kitab Al Qur’an kami juga membawa seorang mualaf yang merupakan putra remaja asli kota Soe untuk menuntut ilmu agama di tanah Jawa. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh muslimin yang telah mewakafkan Al Qur’an untuk saudara-saudara muslim di Pulau Timor-NTT. Semoga menjadi amal ibadah para pewaqif dan pahala setiap Al Qur’an yang dibaca oleh penerimanya akan senantiasa mengalir, Aamiin.

Penulis: Bambang Suryo Atmojo, Samudera Indonesia Peduli
Nama Jumlah Dukungan

Ingin Bertanya?