Indonesia merupakan salah satu Negara yang berada dalam cakupan Ring of Fire. Hal ini yang menjadikan sebagian besar wilayah di Indonesia hampir setiap tahunnya mengalami bencana alam baik berupa Gempa Bumi, Tsunami, Gunung Meletus, Banjir dan bencana alam lainnya.
Dalam proses penanggulangan bencana, dengan semangat kemanusiaan Samudera Indonesia Peduli menghadirkan salah satu altenatif program trauma healing dengan cara memberikan pelatihan menghafal Al-Quran untuk anak-anak penyintas bencana dengan metode Kauny. Metoda Kauny menggunakan gerakan tangan dan anggota tubuh untuk membantu memudahkan proses menghafal. Metoda ini dirasa sangat efektif memberikan hiburan bagi anak-anak dan orang tua di tengah suasana bencana, sekaligus pembelajaran agama.
Program ini dibuat berdasarkan pengalaman ketika melihat anak-anak di lokasi pengungsian korban bencana alam di Lombok Utara pada awal bulan September 2018. Saat itu tim Samudera Indonesia Peduli sedang melaksanakan kegiatan pengiriman sembako ke beberapa lokasi pengungsi korban gempa di Lombok Utara. Di desa Mentigi, Lombok Utara, salah satu lokasi pengungsi penerima bantuan sembako, SI Peduli menyaksikan betapa bahagianya anak-anak belajar menghafal Al Qur'an dengan gerakan tangan dengan wajah penuh senyum dan suara lantang. Padahal keadaan pengungsian serba darurat di tengah reruntuhan bangunan rumah mereka. Anak-anak ini mendapat bimbingan dari guru mengaji dari Yayasan Askar Kauny yang sengaja dikirim untuk memberikan bimbingan menghafal Al Qur'an dengan metoda yang mudah, menyenangkan, sehingga merupakan terapi trauma healing yang efektif. Guru berada di lokasi selama enam bulan dan bisa lebih agar program berjalan efektif.
Belajar dari menyaksikan berhasilnya kegiatan ini membuat anak-anak bahagia di tengah sulitnya keadaan di lokasi pengungsian, maka Samudera Indonesia Peduli sejak tahun 2019 mengadakan program Guru Ngaji yang mengadopsi metoda Kauny. SI Peduli bekerja sama dengan Yayasan Askar Kauny yang menyediakan guru ngaji untuk dapat membina anak-anak di lokasi bencana, pertama kali di Masjid Syajaratun Thoyyibah di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Masjid ini dibangun kembali setelah hancur oleh goncangan gempa yang terjadi pada tgl. 28 September 2018
Seiring berjalannya waktu, program Guru Ngaji tidak hanya dilakukan di lokasi bencana, namun juga di daerah muslim yang membutuhkan. Seperti program Guru Ngaji kedua, atas permintaan masyarakat dan adanya kebutuhan, awal Maret 2020 Samudera Indonesia Peduli mengirimkan Guru Ngaji ke Flores, Nusa Tenggara Timur untuk memberikan pelatihan menghafal Al-Quran dan pelajaran agam Islam untuk anak-anak di sana.
Program ini diharapkan terus berjalan dan bertambah setiap tahunnya untuk membantu anak-anak terlepas dari trauma dan membantu anak-anak muslim menjadi penghafal Quran.
Samudera Indonesia Peduli